- Departemen Pu, SKBI. 2.3.26.1987, UDC.625.73 (02), SNI 1732 – 1989 F,. Petunjuk Perencanaan Tebal-Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan Metode Analisa Komponen, Yayasan Badan Penerbitan P.U., Jakarta, Oktober, 1987.
- Alamsyah, Alik, Rekayasa Jalan Raya, UMM Press, Malang, 2001.
- Mengunduh dari : http://www.scribd.com/doc/47946180/PETUNJUK-PERENCANAAN-TEBAL-PERKERASAN-LENTUR-JALAN-RAYA-DENGAN-METODE-ANALISA-KOMPONEN-2
- Diktat Perkuliahan Perkerasan Jalan II, Ir. Gatot Rusbintardjo, M.R.Eng.Sc., Ph.D, Semarang, 2012.
Engineering
Monday, 24 June 2013
Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Semarang-Godong dengan Metode Analisa Komponen
References:
Sunday, 23 June 2013
Delta Muara dan Inlet Barrier
Istilah
delta pertama kali digunakan oleh sejarawan Yunani, Herodotus, di sekitar 450
SM untuk menggambarkan triangle depisition oleh sedimen di muara Sungai Nil (Δ). Delta didefinisikan sebagai kawasan pantai yang
terbentuk oleh pengendapan sedimen di muara sungai, tebaran sedimen pantai,
gundukan endapan sedimen pantai atau berwujud
rawa-rawa pantai (Suripin, 1992).
Delta merupakan bagian integral dari total river system. Setiap komponen river system memberi kontribusi yang
bervariasi dalam pembentukan delta, karena banyaknya interaksi yang terjadi antar
sub sistem. Interaksi yang terjadi pada setiap sub sistem ini adalah climate (iklim), geologic (geologi), geomorphic,
hydrologic (hidrologi) dan biologic events (peristiwa biologis).
Air dan sedimen mengalir melalui sub sistem tersebut, hingga menuju
lautan. Kemudian, delta terbentuk dari akumulasi semua interaksi yang terjadi
di sungai maupun lautan (Coleman, et. al., 2004). Pasokan sedimen, tingkat
energi gelombang dan pasang surut merupakan faktor yang mempengaruhi
kecenderungan penyebaran delta (Syawal, 2012).
Inlet barrier adalah endapan sedimen pantai yang terdorong masuk
ke mulut muara sungai akibat gaya dorong arus pasang dan menutup palung sungai
sebagai barrier (penyumbat). Pendangkalan inlet
disebabkan oleh akumulasi pengendapan sedimen dari longshore transport. Saat melewati muara,
gerak longshore transport terdorong
gelombang pasang dan masuk menuju arah sungai (inlet). Pengendapan tersebut
hanya dapat dihanyutkan oleh arus balik
gelombang surut yang kuat (Hardhono, 2003).
Berdasarkan interaksi tersebut, delta dikelompokkan menjadi
tiga bentuk: dominasi
sungai, dominasi pasang surut dan dominasi gelombang (Syawal, 2012). Dalam beberapa kasus, ketiga hal tersebut bekerja sama dan faktor lain juga harus diperhitungkan, sehingga
Suripin (1992) menggolongkan delta sebagai berikut:
Gambar: Klasifikasi Morfologi Delta Berdasarkan Kekuatan Sungai,
Proses Pasang Surut dan Gelombang
(Sumber:
Suripin, 1992)
Gambar: Delta Missisipi
(Sumber: Google Earth, 2013)
References:
Coleman., et. al., 2004, Major World Deltas, www.geol.Isu.edu.
Google Earth, 2013, Delta Missisipi, maps.google.com
Hardhono. T., 2003,
Kajian Pola Sedimentasi di Muara Sungai
Garang, Tesis Program Pasca Sarjana Magister Teknik Sipil Universitas
Diponegoro, Semarang.
Suripin, 1992, Estuarine Hydraulics in a Shallow Deltaic
Estuary with Reference to the Kali Garang Estuary Semarang, Indonesia, Thesis
Faculty of Engineering and Applied Science Memorial University, Newfoundland.
Syawal. R., 2012, Lingkungan Pengendapan Delta, syawal88.wordpress.com.
Subscribe to:
Posts (Atom)